Bule di Bali Marah Saat Bapak Bapak merekam Bagian Tubuhnya di Pantai

Bapak Bapak Rekam Bokong Bule di Bali
Baru saja viral di Media Sosial sebuah video yang memperlihatkan seorang bapak-bapak mencoba merebut HP dari seorang Wisatawan di sebuah Pantai di Bali. Salah satu alasan karena bapak-bapak tersebut merekam bokong perempuan Warga Negara Asing (WNA) di pantai. Saat mengetahui tindakan perekaman itu bule marah dan merampas handphone sang bapak usai mengetahui aksi perekaman. Memang pantai-pantai di Bali di penuhi dengan wisatawan mancanegara yang sedang berjemur menikmati hangatnya cahaya matahari yang sulit di dapat di negara mereka. Kebanyakan WNA ini saat berjemur menggunakan pakaian Bikini yang cuma menutup bagian kecil dari tubuh mereka. Tentunya orang-orang Indonesia yang seumur hidup tidak pernah melihat turis asing berjemur akan tergerak naluri untuk melihat dan merekam.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun menanggapi video viral tersebut. Menurutnya, merekam bule tidak boleh dilakukan karena tergolong privasi.

"Yang begitu-begitu tidak boleh, itu privasi orang," keterangan dari Kepala Dinas Pariwisata Bali, saat dihubungi Jumat (26/8).

Selanjutnya Kadispar Bagus Pemanyun berkoordinasi dengan Jajarannya dan Pemangku Desa Adat untuk mengetahui lokasi terjadinya perekaman video itu. Beliau meminta agar kejadian ini ditindaklanjuti dan melakukan edukasi kepada pengunjung Wisatawan Domestik agar kejadian serupa terulang.

Keterangan tambahan dari Kadispar Bali "Saya mau tanya dulu, lokasi saya tidak tahu. Kalau saya tahu, saya berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata setempat dulu biar dia cek kembali. Kalau itu memang di bawah naungan Desa Adat, kami komunikasi sama Desa Adat,"

Tindakan tegas dari Dinas Pariwisata Bali adalah apabila ada turis asing melakukan tindakan yang tidak sepatutnya maka mereka akan langsung dideportasi. Sebaliknya, apabila warga lokal atau wisatawan domestik yang melakukan tindakan tidak sesuai dengan aturan maka akan diperingatkan dan dieddukasi agar citra pariwisata Bali tidak buruk dimata Internasional.
"Iya memang hal-hal seperti ini, perlu kita agak strike. Kita sendiri dengan warga asing kalau melakukan perilaku yang kurang bagus, kita deportasi. Jangan lagi kita merusak (citra pariwisata)," jawab Kadispar Bali.

Beliau juga mengimbau kepada masyarakat agar menjaga citra pariwisata Bali, sehingga wisatawan yang datang merasa nyaman dan aman. Apalagi, menurutnya pariwisata di Pulau Dewata baru dibuka 7 Maret 2022 lalu dan baru mulai ramai kunjungan.

"Bali sebagai destinasi saja tidak hanya untuk wisatawan tapi untuk kita sendiri di lingkungan masing-masing agar tidak melakukan hal-hal yang merugikan kita semua. Bagaimanapun juga, Bali tergantung kepada pariwisata sehingga marilah bersama-sama menjaga, sesuai dengan aturan," ujar Kadispar Bali Tjok Bagus Pemayun.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar